HUMOR - "BANTING TULANG - BUAH HATI"

(Pict: Keepo.me)

(*) BANTING TULANG

Di zaman yang serba modern yang segala aktifitas sudah menggunakan teknologi canggih serta keberadaan robot-robot yang kini ikut serta dalam peradaban dunia, dimana hal semacam ini juga menimbulkan kekhawatiran terhadap masyarakat akan tidak memiliki lapangan pekerjaan. 

Sebutlah Anton, anak semata wayang dari ibu Sum dan bapak Har. Ia bekerja sebagai tukang bengkel, suatu hari andi yang merupakan teman anton ban motornya bocor dan ia hendak menambal bannya di bengkel Anton.

Saat tiba di bengkel Anton, Andi tanpa ba-bi-bu langsung bilang,

"Ton nih benerin ban motor gua bocor barusan kena paku paling di bagian sininya nih," ucap Andi sembari menunjukkan bannya.

"Oh, tenang aja biar gua beresin. Sebentar lagi juga kelar. Lu duduk aja dulu di kursi noh," jawab Anton.
 
"Gimana usaha bengkel lu, Ton?" tanya Andi untuk menghilangkan kebosanan karena menunggu.

"Ya naik turun, Di. Kalau ada pelanggan alhamdulillah. Gimana ya caranya biar gua bisa sukses?" kata si Anton.

Dengan santai Andi menjawab,

"Lu jangan putus asa, Ton. kalau lu mau sukses lu harus banting tulang." 

"Owalah ..., gitu yaa? Oke lah." Anton manggut-manggut.

Setelah 15 menit selesailah motor andi ditambal.

"Ini, Di. Motornya udah kelar." 

"Oke, makasih ya, Ton gua balik dulu. Jangan lupa banting tulang." Andi pun pergi setelah membayar uang tambal ban.

Keesokan harinya, Andi yang tak sengaja lewat didepan bengkel Anton melihat Anton tengah mengamuk sambil membanting sesuatu yang dipegangnya, Andi pun menghampirinya. 

"Eh, Ton. Anton! Anton udah, Ton. Lu kenapa malah ngamuk kayak gini, Ton? Katanya lu mau sukses," ujar Andi. 

Anton pun berhenti sejenak dan menjawab perkataan Andi.

"Gua bukan ngamuk, Di. Gua cuma ngikutin saran lu yang kemarin. Kan lu bilang kalau mau sukses harus banting tulang. Ya udah, tadi gua ke pasar beli tulang abis itu gua banting-bantingin biar gua sukses."

Andi pun langsung geleng-geleng kepala mendengar jawaban Anton 

"Kampret lu, Ton." 


Pamekasan, 2023


***


BUAH HATI

Sore itu anton yang baru pulang dari kampus nya tiba di rumahnya sambil menghela nafas,

"Hhuuuuuufff," 

"Keliatannya kamu capek sekali, Ton." tanya ibu Anton.

"Iya, Bu. Aku kesel sama pedagang buah. Masak jualan buah tapi buahnya gaj lengkap." Anton menggerutu.

"Kamu tadi cari dimana?"
 
"Di mobil-mobil pinggir jalan itu, Bu."
 
"Coba Ton kamu cari di toko buah di dekat alun-alun di sana lengkap."

"Sudah, Bu. Aku sudah kesana tetap aja gak ada. Toko aja yang besar isinya ga lengkap." Anton kembali menggerutu. 

"Kok bisa ya? Emangnya kamu cari buah apa? Zaitun? Tin? Atau buah simalakama?" tanya ibunya Anton kebingungan.

"Bukan, Bu." 

"Terus kamu cari buah apa, Ton?" 

"Buah hati, Bu. Itu yang Anton cari tapi gak nemu-nemu." 

Ibu anton yang sedang menyapu teras dibuat kesal dengan kelakuan Anton. Alhasil sapu lidi pun melayang menuju Anton.


Pamekasan, 2023

(*) BIONARASI:

Rico Budi Santoso mahasiswa Program Studi Hukum Tata Negara angkatan 2021

________________________

Ingin dimuat karyanya oleh kami di Peta Karya (Media Karya Mahasiswa HTN)? Teman-teman mahasiswa Hukum Tata Negara bisa mengirimkan tulisan pada kartu nama yang terlampir. 

See you next story ....


Komentar